Rabu, 10 Oktober 2012

Dunia Full Pilihan atas Keinginan

"The real women never say huft." -Indra the writer of Gagal Idol

Kelanjutan kisah hidup Sri.

"Sri, sy pengen hidup kamu teratur. Kamu nggak ada kesibukan toh?  Kalau ada waktu tolong datang ke Serpong, buat surat lamaran. Bicara sm bu Yana, dia direktur utama travel tsb." Nada hampir full memecah gendang telinganya, via pesawat (pesawat telpon genggam), sumber suara dr org yg tinggal di negara Rasulullah saw, Madinah.

Sri duduk di kursi paling ujung. Ia merenungkan nasibnya & merenungkan apa yg harus dilakukannya dlm waktu singkat ini. Ia enggan mati tertumbuk batu besar persoalan-persoalan di tahun kesedihannya, 2012.
Sri bukan tipe perempuan yg bisa ngantor 8 jam dlm sehari, ia lebih memilih bertemu dgn org-org yg berbeda dlm tiap kesempatan. Tp suara di telpon tadi mengandung unsur menyalahkan bisa-bisanya ia hobi hidup berantakan, jg ada secercah harapan dr sang penelpon supaya Sri dapat belajar hidup di tempat kesibukan barunya nanti.

Harusnya ia telah berada di camp lingkungan berbahasa Inggris pekan lalu, ia ingin mempelajari bahasa tsb utk persiapan studi lanjutan. Namun sebab ini itu & lain hal ia menunda keberangkatannya. meski sekilas ia bermuka ratu Singa yg siaga menorehkan luka pd siapa saja yg ditemuinya tp itulah sosok Sri dgn seluruh hatinya yg Hello Kitty. Ia perempuan yg paham betul apa itu pura-pura kurban utk org lain; ya perasaan, ya tenaga, waktu dan materi (jika pas kebeneran ada).

Sri mulai dekat-dekat dgn apa itu tulus setelah sekian lama berkawan dgn statistik yg luber dgn angka-angka, hitungan njlimet atas hidupnya. Tentu tulus yg pura-pura, sebab ia tak paham betul hal begituan.
Lintasan demi lintasan pikiran membayang dan mengejar-ngejarnya. Sesungguhnya ia mempunyai rencana apik meski diragukan kejituannya, utk hidupnya kelak.

Tertanggal 14 Oktober nanti ia mengimajikan berada di camp dgn teman-teman baru, week day di sana, belajar mendalami bahasa Inggris sembari menjajakan dagangan gamis atau busana perempuan lainnya kpd teman sesama camp atau bahkan teman di luar camp. Ia bertekad kencan pula dgn sahabat SD nya yg mahir bahasa Arab, sahabat laki-laki yg ribuan hari baru dipertemukan dgnnya melalui media telpon genggam, sahabat yg jg berkeinginan mendalami bahasa internasional sebelum ia melanjutkan studi ke Leiden University, Belanda.


Sesekali week end merawat emaknya (satu-satunya org tua yg tersisa) atau week end di salah satu kota sahabat-sahabat di pesantrennya dulu (Madura, Trenggalek, Jember, Paiton, Jombang dll).

Suatu hari Sri mendengar wacana di radio bahwa 2020 orang akan dianggap aneh kalau tidak mengalami penyakit mental yg bernama depresi saking mewabahnya penyakit tsb. Dr sana ia berpikir membagi waktunya utk peduli trhdp org lain. Hatinya berbisik utk melanjutkan sekolahnya meski Sri sempat kecewa tiadanya jurusan disipilin ilmu yg ingin ia dalami di salah satu almamater kampusnya, Program Magister Sains Psikologi, jurusan Klinis. Ia tetap berdoa semoga Allah memudahkan niat baiknya utk hijrah dr kebodohan menuju ilmu pengetahuan.

Ah rupanya semua itu sekedar rencana setengah matang. Buktinya ia kalut dgn telpon dr lelaki yg kebeneran (utk mempensiunkan kebetulan, iya Allah Mahadetail merancang semuanya bahkan daun yg jatuh pun telah rapih terencana atas kehendak-Nya) adalah kakak kandungnya, pemilik saham terbesar di travel Haji & Umrah tsb. Kakak yg dulu pernah berniat membiayai sekolahnya di Malaysia tp Sri menolaknya.

Sri tetap menyusun rencana hidupnya dan berupaya membuatnya nyata. Ia berdoa semoga awal 2013 ia merasakan kenikmatan bertukar pikiran dgn teman-teman kelas barunya, entah tafsir entah filsafat yg akan menjadi materi kuliah pilihan khususnya. Pilihan jurusan inipun masih sekedar menjadi negosiasi antara ia & Allahnya, namun hatinya berbisik mengingatkan bahwa ilmu apapun jika semakin mendekatkan dirinya dgn Allahnya itulah sebaik-baik ilmu. Sambil berdagang busana perempuan tentunya. Satu lg doa mendesak lainnya adalah pasangan jiwa yg merelakan diri utk mendidik keakuan Sri.

Semoga dukungan sang Mahacinta tetap di dada terdalamnya. Iya sengotot apapun Sri mematematikakan hidupnya utk lebih bermakna, ujungnya kehendak-Nya saja yg tercipta. Sikapnya mulai melunak. Utk sementara & barangkali utk selanjutnya ia ingin berpasrah pd pilihan-pilihan yg Allah hadirkan dlm hidupnya, dgn cara mendengarkan pertimbangan org-org di sekitarnya dan tentu saja bisikan hati terdalamnya. Ia jg berdoa semoga Allah memberikan akhlak pasrah & tawakal serta sabar sepaket dgn bisikan-bisikan keinginan hatinya. Supaya apa? Mudah2an kedukaan itu tidak ada & lenyap entah pergi ke mana jika takdir bicara atas ketertundaan impian-impiannya, jg mudah2an ia tidak berlebihan bahagia yg berhulu pd kesombongan ketika Allahnya Mengiyakan impian-impiannya.

"Ah barangkali inilah hidup. Suka duka adalah sebuah keniscayaan, jika polanya sama bagaimana bisa aku menyamankan diri pd lubang yg sama? Bismillah semoga Allah menjaga isi hati, pikiran dan akhlakku." Ujar Sri sambil mengusap keringat di dahi. Wajahnya diam menunjukkan hati yg kosong, hati yg siap diisi dgn air kehidupan beserta harapan semoga jiwa tenangnya tumbuh bersama org-org baru, mungkin rekan kantornya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar