Kamis, 31 Januari 2013
Insya Allah Bisa Mencintai
Rabu, 30 Januari 2013
Sebenarnya Merindumu
Jumat, 25 Januari 2013
Jalan Kembali
Sesungguhnya alasan menghadirkan kedua kisah di atas adalah… Aku melakukan sebuah kesalahan. Merasa memiliki jiwa mandiri, kuangkatlah kursi yang lebih besar daripada aku. Kursi itu menimpa hardisk dan penyok. Meja kantor bopel-bopel. Menyesallah aku. Belajar pada dua kisah di atas, insya Allah aku akan memikirkan cara ‘kembali’ atas kesalahanku. Servis atau bahkan mengganti (doakan ya semoga bosku memahami keuanganku. Paling nyicil deh yang bisa aku lakuin). Nggak parah sih, pinggir meja doang yang bopel, toh hardisk itu udah sepekan lalu nggak bisa nyala. Astaga aku mencari alasan lagi, kapan bisa ‘kembali’ kalau gitu. Insya Allah ke depannya aku berangkat ke kantor lebih awal lagi untuk mempelajari apa-apa yang akan memajukan perusahaan ini. Lebih sering lagi menasehati diri semoga menjadi pribadi yang baik hati dan dimudahkan Allah berkomunikasi dan melayani orang lain dengan hati. Amin dengan hati.
Senin, 07 Januari 2013
Mati, Lahir dan Lahir, Mati
Kemarin lusa merupakan waktu tepat untuk murka, seharusnya. Melihat lelaki kecilku berambut gondrong, inisiatif untuk mampir ke salon muncul dari kepala. Dengan diam-diam tentu. Lelaki kecilku ini keras kepala. Anehnya aku merasa tidak semua keluarga menjadi sasaran keras kepalanya. Pada ibunya dan padaku saja ia menunjukkan sisi lain dari sifatnya itu. Menurutku, jika seseorang menunjukkan sisi lain dari dirinya pada kita, itu menyimpan makna. Bahwa seseorang itu sangat yakin kita bisa memakluminya, atau ia tahu betul bahwa perasaan mendalam kita akan dapat memaklumi kekurangan-kekurangannya, atau cinta kita lebih besar dari marah kita padanya.
CintaNya mendahului MurkaNya. Cinta ibu sepanjang masa. Tuhan merupakan Pecinta teragung yang pernah ada (mengenai cintaNya insya Allah akan segera kuposting). Ibu satu-satunya pecinta tulus dari golongan manusia. Namun tidak menutup kemungkinan ada pahlawan-pahlawan cinta yang tersebar di muka, belakang, samping kanan dan kiri di bumi.
Kemungkinan pahlawan cinta itu adalah aku (uhuk, uhuk, uhuk. Wuek. Sambil batuk ya). Bagaimana tidak? Sebelum pergi ke salon imajinasi ke sana telah kuikhtiarkan. Salon sepi, paling tidak mengantri satu orang saja. Imajinasiku. Allah Menyetujui, tak satu pun makhluk bertengger di salon. Tidak memberitahu lelaki kecilku atas rencanaku, merupakan tak-tik licikku mengingat ia begitu susah untuk menyetujui rambut kesayangannya dipangkas
Aku belum beruntung, lelaki kecilku betul-betul tidak mau berkompromi. Merayu emosiku sendiri adalah suatu keharusan. Pikiran melayang pada tujuan selanjutnya. Bersenang-senang ke Game Zone di salah satu mall yang banyak bertebaran di pinggiran Jakarta. Kalau aku marah pada lelaki kecilku sama saja merusak niat senang-senang yang, telah kuniatkan. Selamat untukku!!! Melunaklah emosiku. Terpujilah diriku. Semoga Allah selalu merahmati nafsu amarahku. Amin.
Murka itu kembali merayu. Saat perabot yang, menurut rizkiku sementara ini, mahal. Gajian bulan pertama aku membelinya. Empat toples warna unyu-unyu. Beberapa saat lalu aku menyempatkan diri salat taubat, Qs. Alu Imran ayat 133-135 menjadi demikian faforit di rakaat pertama dan kedua. Usiaku semakin senja, mau tidak mau ya wajib memikirkan jalan pulang menuju surga yang, asal muasalku. Kita semua imigran toh di dunia ini.
Mengulang hafalan al-Quran tiga tahun lalu. Kupilih meja makan sebagai tempat muraja'ah yang, berada di dapur. Sengaja memang. Mengusir Tikus yang saling berkejaran. Supaya mereka pulang awal dari dapurku. Satu surat selesai. Mata tertuju pada toples paling ngejreng di antara yang lain. "Oh my... Toples mahalkuuuh!!! Mengapa tutupnya jadi berantakan bekas gigitan begituuuuuh???? Tidaaaaak!!!!" Teriakku dalam hati. Hanya itu. Keren kan!
Selanjutnya aku membersihkan kamar tidur, ruang tengah dan dapur. Ada kotoran Tikus tersebar di tiga ruang itu. Di kursi, kompor, rak perkakas. Seketika imajiku terbang ke masa 14 abad silam. Kira-kira perasaan Rasulullah seperti apa ya sewaktu orang Yahudi melempar kotoran unta ke muka beliau? Sama dengan perasaanku pada kotoran Tikus nggak ya? Aku memang tidak pernah akan tahu perasaan Rasulullah saat itu, namun sirah nabawi memberitahu Rasulullah mencari pelempar kotoran itu ketika ia tidak lagi melaksanakan tugasnya. Malah Rasulullah mendoakan, kala beliau tahu si pelempar kotoran sebentar lagi meradang ruhnya.
Haruskah aku mendoakan Tikus? Sudah kumunajatkan saat-saat beberes tadi. "Ya Allah, tolong aku berlindung padamu dari godaan Tikus yang terkutuk. Al-Fatihah, amin." Tak lupa dalam munajat itu kulafalkan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku. Barangkali membersihkan kotoran Tikus Allah jadikan sebagai media penebus dosaku yang entah setinggi apa. Aku akan merindukan Tikus-Tikus itu suatu saat nanti, ketika ia tak lagi bercinta dengan sesamanya di dapurku. Aku akan segera MENGUSIR MEREKA! DENGAN MENUTUP AKSES MASUK. TIDAK DENGAN RACUN. Terpujilah niat baikku. Amin.
Aku tidak akan pernah mengetahui cara Allah menguji coba keimanan, keislaman dan keihsananku. Bisa lewat Tikus, pujian, penolakan atau apapun. Semakin aku memikirkan ujian itu, semakin tipis rasa percaya diriku. Tak peduli mau mati lahir, lahir mati dan dibangkitkan kembali. Yang aku tahu dalam proses ketidaktahuanku, semoga Allah memampukanku untuk melihat kebaikan dan keberkahan di dalamnya. Insya Allah tak akan ada lagi 'kenapa' dalam proses perayuan akal dan hatiku untuk memahami tanda-tanda yang Allah sebarkan di sekitarku. Semoga Allah menitipkan suaraNya, pendengaranNya, kakiNya, tanganNya pada perangkat lunak berupa akal dan hati yang Dia amanahkan padaku. Menuju rumah asal di akhirat kelak. Terpujilah aku eh Aku, heheheh. Amin deh.
Kamis, 03 Januari 2013
Malang Mengisahkan Beragam Pelajaran (1)
Ada quote lama, "Kemuliaan orang tua otomatis akan memuliakan anak-anaknya." sebagai contoh, putra seorang Kiai akan dimuliakan santri-santrinya. Tidak peduli jenis Kiainya. Kiai Panggung, Kiai Politik, Kiai Karbitan, Kiai Selebritis, Kiai mbeling dan masih banyak lagi.
Quote gresnya, "Keikhlasan seorang guru akan memuliakan murid-muridnya." Ini terjadi padaku selama sepekan di Malang, Jawa Timur. Takdir telah menyapa, aku enggan bertanya sebabnya mengapa aku terpilih dlm kafilah spiritual ini. Sasaranku adalah mengumpulkan pelajaran bermakna yg terserak utk direnungkan, ditiru. Yg lain, gut bai...
Sebab akibat merupakan salah satu hukum alam yg Allah tetapkan utk menjaga keteraturan di muka bumi. Kalau mau berdiskusi sebab akibat sebaiknya tidak dlm kesempatan ini, lain kali aja ya. Ngeles, kisanak! (contoh ketidakmampuan yg dialihkan pd pencitraan berilmu. Padahal sangat mumet dgn hukum sebab akibat).
Guruku adalah orang yg tidak meminta imbalan dr siapapun dlm hal apapun, termasuk proses pentransferan ilmu pd anak didiknya di Motivator School of Kahfi, sebuah institusi pendidikan setara dgn d3. QS. Yasin ayat 21 mengatakan, "Ikutilah orang yg tidak meminta upah pdmu. Mereka adalah orang-orang yg mendapat petunjuk." Ayat itu gambaran dr sosok guru kami, insya Allah.
Kasus pencurian emas 6 Kg milik penguasaha di Matos (Malang Town Square) 2011, mempertemukan tali kasih selama 17 tahun terpisah. Antara guruku dan keluarganya di Malang. Rupanya guruku adalah anak angkat dr ayah pengusaha tsb. Allah tak kurang cara ketika berkehendak. Kasus pencurian tsb adalah sebab ikhtiar guruku utk menyambung kembali rajutan silaturahmi. Yg terjadi, terjadilah. Allah mengijinkan guruku utk menguak misteri pencurian itu dgn media Hypnosis. Berhasil alhamdulillah. Akibatnya silaturahmi merajut, salah satunya kunjungan kami selama sepekan di Malang.
Kami bertiga belas. Empat di antaranya guruku dan keluarganya, sisanya aku dan teman-teman. Biaya transportasi ditanggung keluarga pengusaha tsb. Tiba di stasiun Malang. Mobil-mobil merk Jepang melambai seperti di film Cars utk mengantar kami di tujuan. 15 menit kemudian mobil-mobil merk Jepang memarkir di rumah megah bernuansa pondoh indah. Rumah putri pertama ayah angkat guruku.
Namanya bu F. Cantik, bicaranya blak-blakan, perokok. Hidung dan dagunya terkesan tidak asli. Mata kasatku menaruh curiga, seperti ada unsur siliconnya. Allah Allah, aku Engkau suruh belajar apa dgn manusiaMu yg mirip Merryl Strep ini.
Sarapan terhidang. Sekalian akan aku ceritakan betapa kembungnya perut ini dgn bermacam menu, selama sepekan. Buah-buahan, roti bermerk luar negeri, bakso goreng, kwe tau, bebek, rawon, sup ceker, udang, tempe merupakan menu yg bisa kurekam dlm memori. Aku bukan pengingat yg baik, apalagi daftar nama-nama makanan. Pelayanan hidangan bu F berhasil mengembungkan perut yg tidak terbiasa teratur dlm memproduksi kebutuhannya. Roti Maryam cukup terkenal di keluarga ini. Intinya keluarga bu F menjamu kami dgn sangat baik.
Sabtu, aku dan teman-teman piknik ke Selecta. Dua putra guruku ikut bersama kami. Tiap dr kami mendapat amplop tak bernama, dr bu F. Mau tahu berapa isinya? Nggak usah ah. Pokoknya ada beberapa lembar kertas warna merah dan biru. Biaya tiket masuk juga gratis, dr bu F. Di Selecta terjadi peristiwa yg mengesankan. Ketika aku menunggu dua putra guruku berenang. Jiwa ibu-ibu eh keibuanku memenuhi batin terdalamku. Meski di Selecta terdapat bunga warna-warni tapi aku lebih memilih mengamati dua putra guruku megap-megap di kolam renang. Selecta ya selecta. Kalau nggak salah pernah digunakan syuting film artis Widiawati-Sophian Sophan dan atau Rhoma Irama-Rika. Aku kelahiran tahun berapa ya, kenapa memoriku mengarah pd artis 80-an coba. Sambil menunggu, telingaku meradar suara lelaki merdu. "Pasti tampan dan muda." Bisik akalku dan ia menyuruhku utk mencari sumber suara. Ah. Bapak-bapak.
Selayaknya suara, kata-kata jg mampu menyihir pembaca. Padahal belum tentu penyair hidupnya seromantis puisi atau prosanya. Atau seorang penulis boleh jadi belum berakhlak seperti kalimat positifnya. Ah tapi itulah kata, ia akan lain dan tak lagi menjadi milik penulisnya.
Malamnya, kami diajak nonton film Habibi-Ainun di Matos. Tidak ada tangisan di mataku. Padahal mata teman-teman perempuan di sampingku, telah menganak sungai. Mungkin aku iri dgn kisah cinta dlm film itu (eh na'uzubillah eh). Tapi sepertinya tidak. Um sebelum nonton aku ingin pipis tp kebancianku menahannya. Nah pipis ini biang keladi penahan air mataku. Mungkin. Dr awal ikut perjalanan ini memang kuniati utk taat pd guruku, sampai aku takut ke toilet. Khawatir menghilang dr Matos dan menciptakan gusar di hati tuan rumah. Aku geli mengingat kepengecutanku ini. Kok bisa penguasa jalanan Jakarta dan sekitarnya menahan pipis. Taat pd guru atau memang betulan pengecutnya. Ah nggak jelas. Film usai baru aku teriak pengen pipis.
Dan putra kedua dr bu F yg bernama mas A menawarkan diri utk mengantarku. Dia setia menunggu hingga tuntas hajatku. Wow sekali utk ukuran anak dr bos emas yg merk sepatu Italia tidak begitu diperhatikan di rumahnya. Masya Allah akhlaknya utk anak orang kaya yg seusianya. Bicaranya santun, berkelas dan tidak mengangkat dagu. Malah diri ini tidak merasa dia org kaya loh. Lagi-lagi mobil merk Jepang mahal dan besar hadir di kepalaku. Mas A juga. Bergantian dgn sangat lambat.
Sedikit meresensi film Habibi-Ainun. Um aku terkesan dgn akting mas Reza sbg Habibi, mirip sangat. Aku tidak begitu kenal dgn sosok Ainun, akting BCL ya tidak jauh dr serial FTV. Aku lebih tertarik pd kisah cinta dlm film the End of the Affair. Bendrix (diperankan Ralph Rienes) jatuh hati pd istri sahabatnya, Sarah (diperankan Julianne Moore). Singkat kata terjadi perselingkuhan, namun berakhir dgn pemaafan dr sang suami (Stephen Rea berperan sbg birokrat jg) dan memasrahkan istri pd selingkuhannya. Padahal suami betul-betul mencintai istri kesepian yg berpenyakit itu. Si istri juga amat mencintai selingkuhannya. Meski mas Bendrix lumayan keras kepala namun cintanya pada Sarah tiada duanya, bahkan cinta suami mbak Sarah sekalipun. Konflik mencuat namun mereka bertiga memiliki hati samudera.
Dlm dunia tasawuf, jika seorang lelaki betul-betul merasa dirinya milik umat ia akan meminta kerelaan dr keluarganya supaya melepaskannya. Abu Yazid al-Bisthami meminta keikhlasan ibunya utk mengembara. Dgn tujuan ia tak lagi merasa bersalah pd sang ibu, sebab kewajibannya tidak ia penuhi sbg anak. Hanya ibu yg berhati samudera saja yg bisa melakukannya.
Jauh sebelum itu Nabi Khidr memelopori utk meninggalkan segala macam tawaran dunia. Konon Nabi Khidr adalah putra mahkota. Ayahnya menginginkan supaya Nabi Khidr menikah. Pernikahan berlangsung, sang istri tidak kunjung hamil. Perceraian merupakan pilihan. Disusul pernikahan kedua. Sama. Tanda-tanda kehamilan tak nampak. Usut punya usut Nabi Khidr memang tidak pernah menghubungi badan kedua istrinya (mempertemukan dua jenis kelamin maksudku... Penting utk memperjelas, heheheh). Dengarlah kisah-kisah seputar Nabi Khidr. Ia memang Allah takdirkan sbg pengelana dunia, menemui siapa saja yg di hatinya telah bersemai keikhlasan. Lagi-lagi aku tak perlu menambah deretan kalimat utk mengisahkan kesamuderaan hati Nabi Ibrahim, bunda Hajar dan Nabi Ismail dlm kisah cinta mereka.
Nampaknya mas Anung memang belum berhasil memotret kisah cinta Habibi-Ainun. Aku malah mengingat sponsor-sponsor yg ditampilkan secara kasar di beberapa adegan film. Sponsor kosmetik, kartu tol, camilan bahkan minyak penghangat hidung. Kemungkinan kisah cinta Habibi-Ainun akan menjadi 'sesuatu' jika digarap sutradara Holliwood, Bolliwood atau Korea. Ketiga industri film tsb biasanya dapat memainkan perasaan penonton dgn mudah.
Kalau memang kisah cinta Habibi-Ainun seperti dlm film, sungguh itu biasa-biasa saja. Habibi dlm film itu adalah laki-laki romantis yg bisa membagi waktu, artinya Ainun tdk ditinggal selingkuh dgn perempuan lain. Bukankah perselingkuhan atau poligami hal terberat di benak perempuan? Manapun. Habibi juga suami romantis nan perhatian. Ainun senantiasa di hatinya meski urusan negara berjibaku. Tapi lagi-lagi aku mencurigai mas Anung yg belum berhasil menyertakan ruh cinta Habibi-Ainun. Terbukti di akhir cerita sempat nafasku tertahan mendengar kesedihan pak Habibi betulan sambil memegang nisan bu Ainun.
Begini caraku mengapresiasi karya anak bangsa. Padahal ya aku ikut kuliah media film saja tidak nyantol-nyantol ilmunya. Oia curhat. Sedikit berharap semoga kisah cintaku bersama suami nanti... Beliau mau mengkramasi rambut kepalaku. Yup, aku suka lupa (tepatnya agak malas keramas). Keramas nunggu rambut gatal saja. Heheheh.
Eh udah dulu. Insya Allah ada lanjutannya, aku mendapat banyak pelajaran selama di Malang. Makasih telah menyempatkan membaca. Makasih, makasih...