Minggu, 25 November 2012

Nasib

"Kau pangeranku, jatuh ke kali, berkali-kali." Hah hah hah bocah-bocah perempuan tetangga sebelahku memadu suara mereka saat kutulis curhatan ini, mereka berempat dan semangat (maklum belum pernah patah hati sepertinya). Entahlah apa hubungannya lagu tsb. dgn judul nasib atau dgn suasana hatiku saat ini, barangkali nothing tapi aku suka aja menjadikannya pembuka dari postingan kali ini.

Rak sepatu yg berantakan, kotoran ayam dan Tikus yg belum tersiram, jemuran baju dua hari lalu yg belum kuangkat, sarung ungu dan dua celana dalam yg dari kapan teronggok begitu saja di kursi seharga sejuta, empat motor terparkir awut-awutan dan kerudung pasmina buah tangan dari Mesir saat aku menjadi penceramah majlis ta'lim komplek perumahan tempat tinggalku (aku jadikan tatakan my ass). Demikian atmosfir terasku dan aku tetap melanjutkan tulisan ini sebelum ide melambai pergi.

Ittaqi sedang memasak utk makan malam, Syifa main lap top (mereka keponakanku). Arif (pacarnya Ittaqi dan kelihatannya mereka saling mencintai sehidup semoga semati jangan) dan Anto (rekan kerja Arif dan Syifa) menonton Tivi. Ya aku tetap autis dgn kalimatku sendiri sebelum ceritaku dibawa angin dan tak kembali. Bebal kah aku tak membantu Ittaqi menggoreng omelet? Ah mungkin iya mungkin tidak.

Beberapa menit lalu aku membaca dua pesan singkat beriringan dari sahabatku. Menanyakan apa aku di rumah dan ia minta tolong agar gerbang pintu kubuka, hujan katanya. Saat sms kubaca hujan tak lagi rinai. Iya aku tidur dan hp aku Fligt mode kan saat ia datang kemari. Oh harusnya aku istighfar ratusan kali utk kebaikan hati sahabatku dan pengantarnya namun kuabaikan. Pengantarnya siapa ya? Siapa lagi kalau bukan perempuan berotak empat yg memberi arloji Alexander Christy pd hari lahirku tahun ini dan aku menyayanginya sesekali tidak juga memahaminya. Tapi aku tetap menulis mengejar makna meski lintasan demi lintasan pikiran itu bertamu di alam abstrakku.

Sabtu. Harusnya aku tiba di kampus pukul 09.00, namun pukul 10.00 masih tergeletak macam Zombi di ranjang. Ada panggilan dari sahabat sekaligus rekan bisnis baju, ia mengabarkan empat gamis terjual. Buka FB ada postingan amalan 10 Muharam, postingan itu yg mempercepat aksiku melakukan kebaikan di hari Sabtu. Mandi lalu pergi ke kampus. Ada acara motivasi utk siswa SMU 70 yg tadinya hobi tawuran. Aku dijadualkan menjadi konselor satu di antara mereka usai acara motivasi oleh guru pikir kami. Aku juga bertugas mengumpulkan dan membaca ujian tulisan Kahfi ustad. Tapi aku belum pernah berjasa yg tak terbalaskan utk almamater Kahfi, iya aku yg selalu mendapat pencerahan dari kampus pikir tsb. Ah.

Jum'at. Bolos kerja, memanja pd batuk berdahakku. Siangnya aku sempat pergi ke dua kampus mengumpulkan data, institusi mana yg cocok utk menjinakkan nafsu sekolah lanjutanku. Perjalanan kulanjutkan ke Istora Senayan menilik pameran buku bareng sahabat yg kerap menjadi musuhku. Kami betul-betul akrab saat itu, lupa beradu mulut. Rp.350 ribuan cukup utk membawa pulang 6 buku fiksi dan 11 buku ilmiah (salah satunya, 'Romantic Intellegence' yup agar aku lebih cerdas bercinta). 1 buku cerita dan kaos kubawa pulang berkat keberanianku eh kenekatanku (seperti biasa mengajukan pertanyaan tak bermutuku saat seminar berlangsung).

Indonesia Fair 2012 yg mengusung tema kreatif menakdirkanku utk menatap mata mas Ken Dean begitu juga ia membalas tatapan dan mensenyumiku bahkan memberikan kaos hitam secara langsung padaku. Mas Ken Dean, petinggi kaskus mensosialisasikan buku sepak terjang bisnis on line nya terbitan Gramedia. Ramah, hangat, energi positif yg berlelehan seperti es krim utk menaklukkan dunia. Itu spirit yg kutangkap darinya.

Pak Zaenal, masih rangkaian Indonesia Fair. Laki-laki tua yg kucel, memiliki tatapan mata tegas dan ramah atau entah istilah apa yg tepat utk menamakan pertanyaan pembukanya padaku. Ia berbincang pada seseorang di sampingnya tentang bisnis dan, "Sahamku Rp. 200.000.000, pak." Jawaban partner bicara pak Zainal saat ia tanya-tanya entah bisnis apa. Sang partner tsb sambil mengangkat dagu saat pembicaraan berlangsung, entah apa maknanya. Ah pak Zainal, laki-laki kucel dgn sejuta keingintahuannya.

Usai seminar pak Zainal menyapa mas Ken Dean dan mengajaknya bicara, mas Ken petinggi kaskus itu membungkuk (tinggi badan mereka mencolok) dan mas Ken merendahkan gesture nya (hatinya juga mungkin). Tapi tidak dgn mata partner 200 juta, matanya atau mataku bicara sesuatu ttg laki-laki kucel, pak Zainal. Kami berpamitan dan maaf makasih terucap dari bibirku utk mewakili hati dan pikirku saat ribut mengawasi gerak-geriknya tadi.

Demikian rentetan takdirku selama tiga hari. Siapa yg tahu Jum'at aku mengalami kesenangan, siapa sangka Sabtu aku diingatkan ulang utk mempertanggung jawabkan  hasil pikiranku secara jantan dan siapa duga Minggu aku begitu mengecewakan orang yg kusayangi dan kuhormati. Siapa kira? Sungguh tak terlintas peristiwa sedetail itu di pikiranku. Sungguh.

Pebisnis, penulis, pembicara. Tiga potensi yg dialamatkan seorang sahabat utkku, aku dapat menjalankan tiga peran itu katanya. Benarkah? Siapa yg tahu, sebaiknya kuanggap doa saja. Sang suplemen dan santun, karakter yg dihadiahkan pdku. Itukah citra diriku? Wallahu A'lam, semoga doa itu menambah kerendah hatianku.

Aku tidak akan pernah dapat membaca pikiran Tuhan terkait nasibku kecuali dgn izin-Nya. Aku, di dalam aku terkumpul keburukan dan kefanaaan. Jika bukan berkat kemurahan Tuhan mana mungkin sampai detik ini masih ada yg mengasihiku. Aku, makhluk cacat karakter yg jauh dari kesempurnaan ini kalau bukan karena Tuhan telah Menitahkan Diri-Nya sebagai Mahacinta mana mungkin masih disayangi orang-orang sekitar yg memaklumi aib dan kelemahanku. Aku ya dalam 'aku' ku terdapat modal utama utk mengenali siapa Tuhanku. Semoga kita semua diberi kekuatan utk mengenali diri dari pintu mana pun; dari keinginan nafsu, dari pemikiran hati, dr sehat dan sakitnya akal, dari bergejolak dan tentramnya jiwa dan dr kemurnian ruh. Dan buruk baiknya takdir berasal dari terjaga atau rusaknya utk mengkomunikasikan komponen-komponen lunak tsb dgn Tuhan.

"Duhai sang Mahahidup, sang Mahategak... Dgn kasih sayang-Mu, kami betul-betul meminta perlindungan, tolong jangan biarkan nafsu kami menjadi pengendali dari keinginan kami, jgn serahkan kami pd nafsu kami sekejap mata pun dan perbaikilah keadaan kami." Doa Fatimah az-Zahra, jg ada dlm hadis riwayat imam Tirmidzi.

#curhatan ini diiringi lagu mas Daniel Bedingfield, 'Honest Question'


Tidak ada komentar:

Posting Komentar