Rabu, 05 Desember 2012

Janda dan Tuhannya

Janda dgn Tuhan, hubungannya sangat erat. Saya tidak akan membahas Tuhan, bukunya tante Karen Amstrong belum usai saya baca, saya juga belum pernah kencan dgn om Smith sang ahli agama-agama langit. Jadi kapasitas saya sangat diragukan membahas Tuhan, jauh dan tidak sebanding dgn dua orientalis di atas.

Janda. Ia perempuan jujur, menjanda di usia yg relatif muda, 25 tahun ke bawah. Riwayat pendidikannya menyedihkan, dikenal kaku dlm bersikap, mudah tersinggung jika dianggap rendah berlebihan. Demikian di antara sifatnya yg saya kenal.

Ayam adalah jalan si janda utk menjemput rizki Tuhan. Mulanya ia menempuh kurang lebih 14 KM pulang pergi untuk belanja ayam di salah satu pengusaha tetangga desanya. Perjalanan ia mulai dr pukul 03.00 dini hari.

Acapkali ia hanya berdua dgn sopir, di deretan jok mobil paling depan. Menurut pengakuannya ia menghadapi lima sopir yg menawarkan diri merabanya, satu di antaranya bahkan sudah melakukannya. Ia hanya berucap, "Kak, aku betul-betul mencari karunia Allah dgn cara yg baik, semampuku. Tolong bantu aku utk tidak melanggar ketentuan Allah." Kalimat sopan utk sopir yg konon jatuh hati dr dulu dan baru ada kesempatan utk berbuat yg diinginkan.

Dua tahun ia jalani ujian perjalanan macam itu, berganti-ganti sopir utk mencari resiko sekecil mungkin. Ia menginginkan keadaan yg lebih baik, tidak perlu mengadakan perjalanan sedini mungkin bersama laki-laki asing yg menggemukan nafsu tidak halalnya. Allah menjawab keinginannya. Ia ditakdirkan berpartner dgn sebut saja, mas Dono. Laki-laki yg memendam cintanya pd si janda sedari dulu, sewaktu mereka berdua masih unyu-unyu.

Dr sini kisah cinta dimulai. Mas Dono adalah supplier ayam hidup pd banyak pedagang, ia beristri. Madu adalah harga mati bagi istrinya, mendua sama dengan bunuh diri, no poligami!

Sang janda meski keadaannya lebih baik, masih pontang-panting mencari penyembelih ayam. Ia minta tolong ipar lelakinya, menolak. Ia mendatangi Modin (istilah laki-laki tua yg mengurusi hal-hal yg terkait dgn keagamaan). Rupanya usia senja tak selalu melancarkan acara sembeli-menyembelih. Pernah juga ia meminta tolong mas Dono namun khawatir istrinya menaruh curiga.

Mau tak mau ia harus belajar menyembelih ayam dgn tangannya sendiri. Akhirnya ia dapat melakukannya.

Ujian si janda membesar sesuai tingkat kepandaiannya dlm menangani dunia per-ayaman. Ia main hati dgn mas Dono. Mereka berdua kerap membunuh waktu bersama, mas Dono sempat membelikan perhiasan utk si janda. Barangkali dgn begitu mas Dono mudah raba-meraba, dan si janda rela, atas nama cinta. Menurutnya ia tak pernah jatuh cinta sedemikiannya, bahkan dgn mantan suaminya.

Tapi tidak dgn yg 'satu' itu. Mas Dono kerap merayunya utk bercinta, "Mas, aku memang setengah mati mencintaimu tapi tidak dgn cara terlarang aku membuktikan rasaku. Itu dilarang Allah." Well, entah ia bicara dgn nada dan mimik macam apa. Allah keren ya, bisa meniupkan burhan di hati si janda. Seperti Allah menghembuskan kilatan cahaya di akal Nabi Yusuf.

Rupanya perselingkuhan mewujud jika kedua belah pihak suka sama suka, kalau salah satu menidakkan tak kan terjadi. Iya si janda itu bukti konkretnya.

O iya, si janda sekarang memiliki rumah megah di deretan blok kavling lingkungannya, lebih megah dr perempuan bersuami sekalipun. Betul-betul atas usaha ayam yg diridhai Allahnya. Suasana batin seseorang mempengaruhi cara ia memandang Allah kan, Allah si janda belum tentu sama dgn Allah saya.

Si janda yakin betul dgn invisible hand-Nya. Dialog dgn putra pertamanya cukup mewakili keyakinan lugunya.

"Ibu bisa menegakkan rumah megah seperti sekarang, masa beli motor utkku masih mikir?" Protes sang anak yg bermata belo' sambil melotot.

"Nak, rumah ini tidak pernah terbayang oleh ibu sebelumnya akan seperti sekarang. Allah, nak, Allah Yg Mahakuasa memudahkan rizki ibu." Kali ini si janda menanggalkan kekakuannya dlm menghadapi putranya. Mereka sama-sama keras kepala, harus ada yg mengalah salah satunya dan itu tidak mungkin putranya yg berdarah muda.

"Kalau gitu, dana haji ibu ditunda saja, utk beliin aku motor." Si putra mata lebar tak kehilangan cara merayu ibunya dan memanjakan ego kakunya.

"Nak, uang muka utk ibu haji itu sudah menjadi milik Allah. Kalau usia ibu tidak sampai mengalami panggilan Allah, tolong usahakan kamu yg meneruskan ibadahnya." Si janda tahu betul dgn kekuasaan Allahnya.

Iya ada hal-hal yg di luar matematika manusia, pasrah adalah cara paling aman utk mensiasati hidup yg sarat dgn pergantian ujian. Siapa saja yg segera mengembalikan apapun pd Yg Maha Menguji, insya Allah ia selamat dr larangan-larangan Tuhan.

Pada awalnya akan ada tangisan, kekesalan, kekhawatiran dan bermacam emosi yg melemahkan. Namun jika seseorang menganggap itu sebagai lintasan-lintasan pikiran, maka insya Allah pikiran-pikiran baik yg menjadi pemenang. Bukankah segala peristiwa baik dan buruk terjadi atas ijin-Nya? Tak perlu dijawab.

"Goda saja manusia dr arah manapun tapi jangan ya bagi hamba-Ku yg menempatkan ridha-Ku di atas segalanya." Nasehat si janda pd saya, saat saya menyampaikan betapa yg lalu-lalu laki-laki hobi melintas di hati saya. Insya Allah dlm waktu dekat harus saya hentikan, dgn merayu Tuhan (beginilah, Tuhan saya jadikan senjata terakhir utk hal-hal yg di luar kapasitas saya). Tapi ke depannya eh mulai saat ini semoga Tuhan saya jadikan konsultan, baik saat ujian duka maupun suka, insya Allah. amin.

Al-Fatihah utk kita semua, amin... Sudah dulu ya, saya mau makan siang sambil membalas sms sepupu yg mau main ke rumah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar