Selasa, 04 Desember 2012

Pakaian dan Tanah Abang

Belanja, siapa yang tidak menyukainya?! Ada semacam kepuasan yang tidak mudah digambarkan ketika sedang belanja, entah belanja kategori nafsu ke berapa. Belanja kebutuhan rumah (belum) tangga pun beberapa kali aku bablas di luar budget, menyesal sih tapi rasa puasku mengalahkannya. Belanja buku apalagi, amat menyenangkan. Urusan belakang sempat membacanya atau tidak.

Ini bukan tentang sophaholic, sekali lagi bukan. Aku tahu diri, soal belanja aku cenderung tidak terlalu memanjakan. Ini soal kesenangan belanja busana dan semoga sebentar lagi aku memiliki kesempatan utk menjadi agen pakaian , semoga rizki rumah tanggaku bersama suami nanti, insya Allah. Amin.

Tanah Abang, surganya perempuan-perempuan penggila busana. Slogannya 'Pusat perbelanjaan terbesar di Asia' (entah Asia mana lupa). Entah sekedar iklan atau betulan. Di sana juga jantung perekonomian bagi sebagian warga Jakarta dan sekitarnya.

Betapa aku menikmati tiap momen yang diarahkan pandangan mata, pendengaran telinga dan proses tawar menawar. Eh kecuali bagian kelelahan berjalan yang sering akan mematahkan kaki. Tanah Abang amat sangat luas sekali, kawan. Jika ada yang bertanya blok-blok nya insya Allah aku paham.

Beberapa takdir yg terjadi di sana sempat kusyukuri sebagai media meraih keridhaan Tuhan. Perjumpaanku dgn pak Iwan, tukang parkir, memberi kemudahan tersendiri ketika berkunjung di tanah Abang. Bagaimana tidak? Entah kapan kami mulai akrab tapi serame apapun Tanah Abang aku tidak khawatir soal parkiran. Pak Iwan lah malaikat penjaga Vablu ku yg dikirimkan Tuhan.

Pak Iwan 5 tahun lebih tua dari usianya, barangkali rutinitas pergi pagi pulang petang dan debu kereta perjalanan dr Tangerang-Jakarta lah yg berhasil membuat kerutan di wajah sumeleh nya. Aku biasa menitipkan belanja ratusan hingga jutaan padanya sebelum melanjutkan ke blok lainnya. Kenyamanan yg melahirkan kepercayaan.

Porter. Penyedia jasa tukang panggul sempat membuatku mengadu pd Tuhan, "Masukkan mereka ke surga, ya Tuhan ya?! Tiap tetesan keringatnya, tiap tulang yg bengkok gara-gara berat barang yg dipanggulnya semoga Kau catat utk kemudahan dan keberkahan hidup keluarganya. Ya Tuhan ya?!"

Pedagang. Kebanyakan mereka org Padang dan Cina. Variatif sekali kelakuan mereka, ada yg ramah, jutek tidak butuh pelanggan, ada yg melayani dgn hati, juga kehangatan yg dipaksakan. Ada yg merasa pelayan juga majikan, bermacam karakter ada dalam diri mereka.

Jargon 'pembeli adalah raja' kadang berlaku dan acapkali tidak. Misal di Pusat Metro Tanah Abang, di sini mereka menjual grosiran. Umumnya penjual mengharuskan paling sedikit tiga pieces baju yg dapat dibeli utk satu model, itu sudah menjadi kesepakatan. Tapi di lapangan faktanya ada yg mengijinkan dua, satu. Juga ada yg jutek dan ngotot bahwa mereka jual grosiran. Nah dibutuhkan senyuman utk proses tawar menawar ini.

Penjual dan pembeli harusnya memiliki kesabaran tingkat tinggi dlm negosiasi ini. Penjual ramah.dan jujur, pembeli berani menawar dan sopan. Betul-betul membutuhkan jiwa negosiator tingkat tinggi. Senyum, sapa dan sabar.

Pak Ogah, si penyelamat lalu lintas transportasi. Ada yg tengil hanya mengharap imbalan juga ada yg betul-betul dr hati mengatur kemacetan Tanah Abang dan sekitarnya. "Gopek dulu doooong." Yep, pak Ogah.

Pedagang nasi, jamu, buah, gorengan, minuman, asesoris dll. Kebanyakan perempuan, sang pahlawan kasih sayang dan guru kehidupan. Masya Allah... Ada yg suaminya meninggal, macem-macem.

Preman. Premanisme di Jakarta sangat terorganisasi dan menggurita. Mereka dapat jatah dr pedagang kaki lima yg kepanasan, dan bayaran itu tidak menjamin nasib pedagang kecil-kecilan aman dr gusuran satpol PP. Bayangkan utk tanah seluas meja makanku mereka harus membayar 500rb per bulan pd preman-preman.

Apapun yg terjadi aku sangat menikmati aktifitas belanjaku. Entah itu mengantar teman, keponakanku yg memiliki toko baju di Tuban dan atau utk kujual sendiri. Semoga ketika aku menikah nanti eh sebentar lagi salah satu rizkiku dan suami ada di Tanah Abang ini, membelanjakan teman-temanku di daerah. Mengikuti jejak rasul. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar